24 February 2011

Delima, Buah Nostalgia

Dulu sekali, kira2 saya seumuran sekolah dasar kelas 1-2, di samping rumah ada sebatang pohon kecil dengan tinggi sekitar 2m, pohonnya terkesan gersang karena daunnya yang kecil dan sedikit. Tidak jelas memang kapan pohon itu akan berbunga dan mengeluarkan buah yang berwarna kuning gading kemerahan, seukuran kepalan tangan orang dewasa, berkulit keras macam manggis, dan berisi bulir2 buah delima didalamnya. Delima atau pomegranate (punica granatum) di samping rumah itu sesekali berbuah, karena memang buahnya sedikit, dan selalu aku yang lebih dulu menikmatinya sebelum penghuni rumah yang lain tahu kalo pohon delima itu berbuah.
*photo taken from my N97

Dulu tak terpikirkan kalau ternyata delima yang segar itu memiliki berbagai manfaat (menurut berbagai sumber). Namun memang ada yang menyampaikan kalau buah ini bagus untuk dikonsumsi ibu hamil, konon buahnya bermanfaat membantu perkembangan otak bayi. Seiring kehamilan isteri tercinta yang memasuki bulan sembilan, seringkali mataku plirak plirik etalase buah setiap lewat toko2 buah, gerai buah di hipermarket, sampe pasar Rawasari di belakang tempat tinggal kami, dan akhirnya nemu juga buah (yang emang susah dicari di pasaran) ini ada di sentral buah Cempaka Putih. Berharap buah ini memberikan manfaat buat isteri dan baby kami yang dikandungnya.


Iseng2 nyari manfaat buah ini, ternyata banyak sumber yang mengatakan kalau manfaat buah ini memang banyak bener, mulai dari akar, batang pohon, bunga, daun sampai buahnya yang suegerrrr itu.

Bagi nyang belum pernah nyicipin buah ini, ciri2nya kurang lebih begini:


  • Kulit buahnya pahit, manfaatnya menghentikan pendarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), anti diare dan anti virus.

  • Kulit kayu dan akar mempunyai bermanfaat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus.

  • Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid.

  • Bijinya berkhasiat untuk meredam demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk.Efek
Di atas hanya sedikit saja yang terangkum mengenai manfaat buah ini, dan puji syukur karena ternyata bisa menemukan buah ini di toko buah dekat tempat tinggal.

*dari berbagai sumber

Read More..

11 February 2011

Songgom

*gambar diunduh dari Wikipedia, entah siapa yang mengunggah pertama kali


Nama sebuah tempat di wilayah Brebes. Stasiun Songgom, tempat yang selalu saya lewati setiapkali melintas batas dari Jakarta menuju kampong halaman menumpang kereta jurusan Jakarta-Purwokerto-Cilacap atau Jakarta-Purwokerto-Kutoarjo, ataupun sebaliknya. Entah kenapa nama itu selalu mengusik saya setiap kali melintasinya, kecuali saya tertidur tentunya. Barangkali karena memang yang kulihat dari tempat ini adalah kedamaian, tergambar dari hamparan sawah yang mengelilingi stasiun, dan kesenyapan kehidupan warga yang nampak diseputarnya.

Hidup di Jakarta, memang secara langsung berefek pada kerinduan akan kedamaian yang terhembus dari suasana pedesaan. Dulu, bahkan saat hidup di kota kecil Purwokerto, sebuah dusun di kaki Gunung Slamet menjadi pelampiasan tempat ngaso, tepatnya numpang tidur. Desa Windusari, sejuknya, ketenangannya, dan keramahan penduduknya, seolah menjadi candu yang melelapkan.

Gambaran kedamaian macam begitu yang saya dapatkan dari Songgom, meskipun udaranya tidak sejuk layaknya di kaki gunung, namun pancaran kedamaiannya begitu terasa.

Read More..

Search Box