Dia sembunyi dibalik pintu
pada kemuraman yang diciptakannya sendiri
menghilang dibalik kepenatan duniawi
Dia telungkup diatas sejadah lusuh
merapal rintihan-rintihan pelan
jiwanya memberontak ingin segera keluar
Lalu menyeruak dengan nafas baru
yang meski tinggal sepenggalan terus akan dipacunya
meninggalkan kenangan demi kenangan kenikmatan masa silam
Dimasukinya pintu yang terbuka setengah
seakan enggan menerima jiwa yang tulus berbalut kepedihan
menanggalkan kesempurnaan
Kemudian pintu tertutup mengubur dalam-dalam mimpi itu.
(minggu dini hari, 6 agustus 06)
No comments:
Post a Comment